percaya (yang berhubungan dengan agama);
keyakinan; ketetapan hati; keteguhan batin. Pengertian iman dari bahasa Arab
adalah percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan
dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan atau
perbuatan. Iman tidak hanya islam yang mengenalnya, tetapi agama lain juga
mengenal iman.
Perkataan
iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam al-Quran,
di antaranya dalam Surah
At-Taubah ayat 62 yang
bermaksud:
"Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan
membenarkan kepada para orang yang beriman."
Disebutkan
dalam hadits dari Abu Hurairah,
“Iman
itu ada 70 atau 60-an cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan ‘la ilaha
illallah’, yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan
sifat malu (juga) merupakan bagian dari iman.”
— HR. Bukhari no. 9 dan Muslim no. 35.
Perkataan
‘Syahadat’ menunjukkan bahwa iman harus dengan ucapan di lisan. Menyingkirkan
duri dari jalan menunjukkan bahwa iman harus dengan amalan anggota badan.
Sedangkan sifat malu menunjukkan bahwa iman harus dengan keyakinan dalam hati,
karena sifat malu itu di hati. Inilah dalil yang menunjukkan bahwa iman yang
benar hanyalah jika terdapat tiga komponen di dalamnya yaitu (1) keyakinan
dalam hati, (2) ucapan di lisan, dan (3) amalan dengan anggota badan. Maka
tanpa adanya amalan, meskipun ada keyakinan dan ucapan, tidaklah disebut
beriman.
Iman
secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i,
iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan
anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan
maksiat". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh
sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah
dan berkurang". Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam
Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama
selainnya. Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati,
perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.
“Agar
bertambah keimanan mereka di atas keimanan mereka yang sudah ada.”
—QS. Al Fath
[48]: 4
Imam
Syafi’i berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah
dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab
kemaksiatan.” Imam Ahmad berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia
bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan
amal. Imam Bukhari mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu
orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka
berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan
berkurang.
Definisi
Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan
satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan
perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka
yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka
orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang
memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.
Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini,
antara lain, seperti diucapkan oleh Imam Ali
bin Abi Talib: "Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang
benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota." Aisyah r.a. berkata: "Iman kepada Allah
itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan
anggota." Imam al-Ghazali menguraikan makna iman:
"Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan
mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."
0 komentar:
Posting Komentar